Halaman

Sabtu, 02 Juni 2012

Antologi Puisi


Pada awan
Pada awan yang bergumul disamping senja
Kuadukan kenangan pahit yang lara
Sejenak ia menghilang
Jika sang awan telah usai berucap salam disore hari
pada siapa lagi kuceritakan kenagan ini
bisikanmu masih terasa indah di hari tua ini
saat sore
adalah senyuman kita
saat sore pula kenangan itu masih terasa nyata
dan awan mulai melukiskan kita yang dulu
jika kau ke utara
aku lebih memilih berjalan membelakangimu
perpisahan memang terasa perih
tapi terasa manis saat kita telah beruban
Semarang 2012
Mendung yang tak jadi gelap
Mendung tak jadi gelap
Impian tak jadi pudar
Sederet kata pahit terasa manis dengan balasan senyum
Terlalu percuma untuk serius akan hal itu
Aku tahu jalanku
Biarlah beramereka berbicara dibelakang
Sedang aku tetap meyakini jalanku
Sedih.....
Ya terasa pilu
Namun tak kubiarkan pilu menjadi sebongkah batu penghalang
Semarang 2012
Ucapkan kata itu sekali lagi
Katakan kata itu sekali lagi
Agar endapan ingatanku mulai terbuka
Dan kau memandangku mesra
Hasrat selalu ingin bersamamu masih bercokol hingga sekarang
Meski jurang telah persis didepan kita
Hukum memang terkadang aneh
Tak ada kata rasa yang menjiwainya
Semarang 2012           
Kita dan kemarin
Kita dan kemarin adalh kenangan
Mendesir seru bergandeng tangan
Menyisir jalan membumngkan cinta
Kini kita telah seatap
Sepiring dan serasa
Kenapa keromantisan mulai tak nampak
Setumpuk beban berganti memberati
Letupan asmara menyua beberapa saat saja
Kini kita menikmati tua kita
Tak kita lakukan lagi berlari ditaman
Kini dan kemarin....
Adalah kesamaan yang bergeleng-geleng
Semarang 2012
Yang Kumiliki
Keindahan adalah karena kita tak tahu
Melihatnya seolah warna warni nan elok
Namun saat rasa mulai menyatu
Keindahan bukanlah karena apa yang terlihat

Perasaan memang sering  mudah cemburu
kukira yang ia alami begitu istimewa
yang benar adalah yang asli kita alami

aku cinta yang kumiliki
Semarang 2012
Telapak Tanganmu
telapak tanganmu masih seperti yang dulu
ada sesuatu lirih saat punggung tanganmu menyentuh pipimu
rupanya sang waktu masih belum mau menemukan kita pada sebuah perjodohan
aku ingin bersamamu
merasakan keihlasan tanganmu kala pagi mulai menjelang
dan aku berangkat untuk menyongsong pagi
Semarang 2012
Penutup
Ketika aku bertemu denganmu saat ini
Artinya perpisahan telah mendekat
Jika  perpisahan tiba pada waktunya
Semoga kau berada disisiku
Disampingku dengan senyum dan keharuan
Semarang 2012
Aku Tertelap Tersamamu
Mimpi menaruh fiksi di hidup yang sebenarnya
Mencari dan mencari lorong berduri nan terjal
Aku terlelap bersamamu......
Semarang 2012

Salammu
Terahir ketemu, kau ucapkan salam lewat matamu
Dan aku menafsirkanya sejuta makna
Musim telah berganti
Dan kita tumbuh dengan keriput dan rambut yang mulai memutih
Senandung lagu mengingatkan waktu yang jauh lampau
Biarlah ingatan itu menjadi duri dan mawar bagi kita
Semarang 2011
Terhenti di jalan
Rupanya jalan telah menggiringku kearah yang buntu
Berhenti dalam gelap
Meratap dalam kesendirian
Hanya gelap dan kegalauan
Dan hilang tanpa catatan sejarah
Sebuah Inspirasi
Mendadak lembut menimpa
Celah telah terbuka
Kebuntuan tersiram oleh tetes air
Cahaya itu datang tanpa tahu waktu
Aku melihat, memahami
Tidak dimana-dimana
Hanya disekelilingku yang kulihat dan dipahami
Purwodadi 2012
Kangen
Kerinduan mengundang nafsu
Untuk membuka  kembali ingatanku
Kau dan senyum serta sedihmu
Kunantikan hak itu kembali
Purwodadi 2012
Katamu
Sejuk merasuk
Getar menggigil
Lemas menguak
Saat kata cintamu terucap
Purwodadi 2012
Tunggu aku
Saat langkahmu telah jauh
Aku masih terlalu lamban untuk mengejarmu
Kau akan menungguku?
Purwodadi 2012

Sejenak Lalu
Baru kemarin degup jantung tak ada saat kau peluk ku
Kecemburuan sirna sejenak lalu
 Air tak selalu mau dengan minyak
Meski dari bentuk yang tak berbeda
Sulit unuk mengerti apa yang terjadi tadi
Kau  memutuskan tak ada yang perlu dilanjutkan
Ada yang berbeda
Ya sudahlah
Lagi pula hari masih panjang
 Kekosongan jauh lebih baik
Dari pada teriakan tak mengerti
Akan lebih baik jika waktu kauingat lagi
Biarkan aku tidur sejenak dan berpetualang kehutan lagi
Semarang 2012
Beribu Bahasa yang kau Acuhkan
Membuat senyummu tidaklah mudah
Menarik perhatianmu kulakuakan tiap saat
 Memikirkanmu....apalagi
Tak usah kau tanyakan hal itu
Karena kau sudah menemukan jawabanya
 Malam telah larut
aku tak sadar bawa jenggot telah memberi hiasan padajanggutku
gantengkan, apa kata itu pernah  kau ucapkan padaku
tiada keyakinan lagi mendapatkanmu
terlambat untukku menyesali
karena aku telah pikun
percuma  buatku menangis
karena kesedihan tak pantas kurasakan
Semarang 2012
Bergantung Waktu
Biar layang-layang membawa kenangan yang layu
Sementara aku tetap mengingatnya sebagai jerami yang layak untuk disimpan
Takdie adalah pagi dan kini adalah sore hari
Kita tak tau esok akan bagaimana
Biar pagi yang mengatakannya sendiri pada kita
Semarang 2012
Janji-Janji
Aku menunggu matahari yang  kian sore
Beradu cerah dengan lampu kota yang mulai berkunang
Semoga kau tak larut sedih karena sore
Semarang 2012

Yang Tertulis yang Membeku
Teriakan apik menggema menegetuk dada
Indah terdengar mengalun pilu
ah,,,,sayang beberapa detik telah lalu
sedang kata-kata dari kejadian itu masih terpahat
masih dengan kata dan kalimat yang datang dari masa lalu
dan masih terbayang jelas hingga hari ini
Semarang 2012
Aku ingin Bernafas Sejenak
Kulukis wajahmu dengan kata
Kurasakan bayangan cumbuanmu terasa hingga ke bibir
Bibirmu yang ranum selalu menjadi dilema tidurku
Sejenak biarlah semua itu hilang
Biarkan aku menarik nafas dulu untuk malam ini
Atau tinggalkan aku untuk selamanya
Semarang 2012
Biarlah Sudah    
Biarlah sudah yang telah lewat
Jatuh bukan berarti lumpuh
Lumpuh tak berarti mati

Tenggelamkan rasa sedih itu
Mulailah menangkap kupu-kupu lagi  di taman
Kau akan merasakan betapa indahnya kehijauan dunia

Sepasang merpati ada disana
Lihatlah
Bisa jadi kau akan menjadi merpati itu
Tutup buku hitammu itu
Ada secarik kertas putih yang perlu kau lukis
Maka mulailah seperti masa kecilmu dulu
Semarang 2012
Kain Biru Darimu
kain biru itu masih tetap terlipat rapi
Dan keringatku pun masih tertempel disitu
Indah ya dulu
Dan kau mengusap keningku dengan mesra
masa remaja itu
tak akan terulang lagi

siapa yang kau usap sekarang?
Aku berharap aku lah yang tetap kau usap
Semarang 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar