Halaman

Jumat, 23 Desember 2011

Latihan Drama Penuhi Area Parkiran Gedung C IKIP PGRI Semarang

Latihan Drama Penuhi Area Parkiran Gedung C IKIP PGRI Semarang


Gedung C-Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia (PBSI) semester 4 IKIP PGRI Semarang , beberapa minggu terahir ini sering mengadakan latihan drama secara rutin di parkiran gedung C, menjelang hari H dilakukanya pemecahan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang rencananya akan di lakukan pada ahir bulan ini. Selain itu latihan tersebut bertujuan untuk pentas yang akan dijadikan penlaian dari mata kuliah drama yang mereka dapat pada pada semester 4 ini. Mereka akan melakukan dua pentas, yang pertama sebagai penilaian dari praktik mata kuliah drama, dan yang kedua untuk pemecahan rekor MURI.Kategori rekor yang akan dipecahkan adalah opera drama kolosal, dengan naskah lakon yang berjudul Guru Semar karya teguh satrio.
Mahasiswa PBSI semester 4 yang terdiri dari delapan kelas tersebut, setiap kelasnya dibagi menjadi 8 hingga 12 kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari empat orang, masing-masing ada yang berperan sebagi semar dengan karakter seorang guru. Sedangkan petruk, gareng dan bagong diperankan dengan karakter seorang murid.
Disela-sela latihan, jum’at, (8/7) Rima puji Astuti (19) mahasiswa PBSI semester 4 dari kelas H mengungkapkan,” dalam latihan seperti ini memang sering ada kendala yang dihadapi, rasa males, tidak mood, tidak semangat sering terjadi waktu latihan. mungkin karena jadwal dari masing-masing anggota kelompok yang padat, sehingga sulit untuk disuruh untuk berkumpul. Namun hal itu merupakan sebuah tantangan yang harus kami hadapi untuk meraih hasil yang maksimal dalam pementasan besok. Sebisa mungkin dari kelompok saya, saling memeberi semangat untuk latihan, supaya bisa all out dan mendapatkan hasil yang terbaik.
Wanita yang akrap dipanggil Rima itu menambahkan,” memang dulu ketika masih SMA saya juga ikut kegiatan ekstra teater, saya pun pernah melakukan proses penggarapan sebuah pementasan. namun saya merasakan hal hal berbeda dalam proses kali ini, jika dulu ketika latihan ada yang memberi arahan dari guru teater saya di sekolah, latihan kali ini saya harus mandiri melakukanya. Dari proses latihan ini saya mendapatkan banyak sekali pelajaran yang dapat diambil, seperti bagaimana saya yang belum bisa memanage waktu saya sendiri, harus belajar memanage waktu orang lain untuk sama-sama kompak dalam latihan.
Selain itu, tambahnya,” dalam proses ini saya juga bisa mendapatkan pelajaran dari tokoh semar yang saya perankan. belajar tentang bagaimana menghadapi murid dengan cara yang bijaksana dan sabar. tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik murid-muridnya, Menyadarkan murid-muridnya dengan cara yang baik. Karena seorang guru memang dituntut untuk bisa seperti itu. Sebelum saya menjadi seorang guru


di sekolah, setidaknya saya sudah pernah menjadi guru dalam pementasan drama ini


agar kelak ketika menjadi guru saya bisa mengaplikasikanya saat mengajar”.
Hal yang berbeda di ugkapkan oleh Ali Murtadho (20) dari kelas 4 C, ia mengatakan “ menurut saya proses semacam ini sangat bagus sekali, karena saya bisa mempraktikkan teori drama yang saya dapat dari perkuliahan. Pernah beberapa kali saya nonton pementasan teater, namun tidak pernah sekalipun saya menjadi pemainnya. Dalam proses penggarapan naskah lakon guru semar ini, saya bisa merasakan bagaimana rasanya jadi pemain serta mengalami langsung proses penggarapan teater. Meskipun baru pertama menjalani proses penggarapan drama, saya merasa senang mengikutinya. Banyak pengalaman yang bisa didapat, seperti Kebersamaan teman-teman satu kelas, terasa banget pada saat latihan, semua berkumpul dalam satu lingkaran dan saling mengevaluasi antara satu dengan yang lain”.
Parkiran gedung C selama beberapa minggu ini selalu di penuhi mahasiswa PBSI semester 4 yang latihan drama. Beberapa kelas setiap malamnya selalu memenuhi area parkiran yang rencananya akan dibangun sebuah gedung tersebut.(Arifin Oce)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar