Halaman

Sabtu, 05 Januari 2013

Saat PMII Bersuara

Jika kita mendengar kata demo, mungkin yang ada dalam pikiran kita adalah mereka yang kurang kerjaan, cari sensai, atau apalah yang mereka inginkan. Mengapa membuang waktu hanya untuk berteriak tanpa ada kejelasan. Apa benar demikian? Jika sebuah kekuasaan tanpa ada pengawalan dan pengawasan dari berbagai pihak, maka apa yang akan terjadi? Penyimpangan dan penyalah gunaan kekuasaanlah yang nantinya terjadi. Sistem Orde Baru akan muncul kembali, dimana kediktatoran penguasa membungkam semuanya. Apakah kita mau.
Jika mereka yang punya intelektual tinggi hanya diam dan memasang telapak tangan dibawah janggut, maka bagaimana nasib Indonesia, bagaimana para pemimpin dan Dewan kita yang terhormat, apakah setuju atau tidaknya rakyat yang merasakan sebuah kebijakan? Mereka yang bersuara adalah generasi yang mau peduli terhadap keberlangsungan sebuah nasib bangsa, yang kita sepakati bernama Indonesia. 
Anda boleh saja risih karena kadang, ricuh menjadi ujung dari demo dari mereka yang bersuara. Namun jika kita membayangkan tidak ada demo sama sekali di Negara kita, mana kekuatan Rakyat. mana kekuatan intelektual muda. Mana agen sosok social of change, mana generasi penerus yang peduli, mana? mana?
mereka yang bersuara adalah peruntuh rezim yang berkuasa puluhan tahun, apa Anda masih ingat peristiwa lengsernya Orde Lama, jika lupa, mungkin ini hanya sebuah pengingat, yang dapat merefleksi ingatan kita pada catatan sejarah negara ini yang mulai kusam dan hilang. Bersuaralah dengan lantang pada kebenaran, wahai mahasiswa, dan pengecapan terhadap ketidak adalin adalah sebuah keharusan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar